BeritaTV24

Berita Hits & Viral TV Hari Ini

Hot

Konser Taylor Swift Di Austria Batal Karena Ancaman Teror

Konser Taylor Swift Di Austria Batal Karena Ancaman Teror
Konser Taylor Swift Di Austria Batal Karena Ancaman Teror

Konser Taylor Swift Yang Di Jadwalkan Pada 8 Sampai 10 Agustus 2024 Di Austria Di Batalkan Karena Penangkapan Teroris. Penyelenggaran acara, Barracuda Music, mengumumkan pembatalan tersebut melalui akun Instagram resmi mereka pada malam hari tanggal 7 Agustus 2024. Konser-konser tersebut, yang merupakan bagian dari Eras Tour, awalnya di jadwalkan berlangsung di Ernst Happer Stadium. Serta, juga di perkirakan akan di hadiri oleh sekitar 170,000 penggemar. Keputusan pembatalan di ambil setelah pihak berwenang Austria mengonfirmasi adanya rencana serangan teroris yang menargetkan acara berskala besar di Wina. Menurut pernyataan yang di rilis oleh Barracuda Music, keselamatan para penggemar dan semua piham yang terlibat dalam konser adalah prioritas utama mereka. “Kami tidak punya pilihan selain membatalkan tiga pertunjukkan yang di jadwalkan demi keselamatan semua orang”, kata Barracuda Music dalam pernyataannya, seperti di laporkan oleh Associated Press.

Tersangka teroris yang di tangkap oleh pihak berwenang di duga merencanakan serangan yang akan menargetkan sejumlah acara besar di Wina, termasuk konser Taylor Swift. Pengumuman pembatalan ini tentu menjadi kabar mengecewakan bagi para penggemar yang telah menantikan penampilan Taylor Swift. Namun, Barracuda Music menegaskan bahwa keputusan ini di ambil setelah mempertimbangkan berbagai faktor. Hal ini demi memastikan keamanan dan keselamatan semua orang yang akan hadir di konser tersebut. Selain itu, Barracuda Music juga mengumumkan bahwa semua tiket yang telah di beli akan secara otomatis di kembalikan dalam waktu 10 hari kerja. Mereka meminta para penggemar untuk bersabar selama proses pengembalian tiket berlangsung. Serta, juga memastikan bahwa semua pembelian akan di urus dengan sebaik mungkin.

“Kami memahami kekecewaan yang di rasakan oleh para penggemar, tetapi keselamatan adalah prioritas utama kami”, tambah Barracuda Music dalam pernyataan mereka. Konser Taylor Swift di Wina merupakan bagian dari rangkaian tur Eras Tour yang telah lama di nantikan oleh para penggemar di seluruh dunia.

Ancaman Terhadap Konser Taylor Swift

Direktur Keamanan Publik Austria, Franz Ruf, mengungkapkan bahwa tersangka utama berusia 19 tahun di tangkap di Ternitz, selatan Wina, pada pagi hari Rabu, 7 Agustus 2024, waktu setempat. Penangkapan ini merupakan bagian dari operasi keamanan yang lebih luas yang di luncurkan menyusul Ancaman Terhadap Konser Taylor Swift. Di sisi lain, tersangka kedua di tahan di Wina pada soer hari yang sama. Namun, pihak berwenang belum mengungkapkan rincian lebih lanjut mengenai tersangka kedua ini. “Berdasarkan status investigasi saat ini, kedua tersangka menjadi teradikalisasi melalui internet”, jelas Ruf, sebagaimana di laporkan oleh BBC. Ia menambahkan bahwa tersangka utama telah bersumpah setia kepada kelompok teroris Islamic States (ISIS) pada awal Juli 2024. Penangkapan ini menyoroti ancaman keamanan yang terus berkembang di Eropa. Terutama, hal ini terkait dengan konser dan acara besar yang menarik banyak orang. Hal ini seperti konser Taylor Swift yang seharusnya berlangsung di Wina.

Dalam operasi penggeledehan yang di lakukan di tempat tinggal tersangka utama, pihak berwenang menemukan dan menyita sejumlah zat kimia yang saat ini sedang di evaluasi. Zat kimia ini di duga bisa di gunakan untuk membuat bahan peledak. Hal ini yang berpotensi di gunakan dalam serangan terhadap konser Taylor Swift atau acara besar lainnya. Ruf menjelaskan bahwa investasi lebih lanjut sedang di lakukan untuk menentukan sejauh mana rencana serangan ini telah berkembang dan apakah ada keterlibatan pihak lain.

Kedua tersanga di duga telah terpapar propaganda ekstremis melalui berbagai platform online. Hal ini yang kemudian mendorong mereka untuk merencanakan serangan teroris. Ruf menekankan pentingnya kerja sama internasional dalam memerangi terorisme dan radikalisme online. Hal ini yang sering kali melibatkan jaringan global dan memerlukan upaya bersama untuk mengatasinya. Ia juga mengapresiasi respon cepat dari pihak keamanan Austria dalam mengidentifikasi dan menangkap tersangka sebelum mereka dapat melancarkan serangan.

Kekecewaan Yang Mendalam Bagi Para Penggemar

Kanselir Austria, Karl Nehammer, menggambarkan pembatalan konser Taylor Swift sebagai Kekecewaan Yang Mendalam Bagi Para Penggemar. Meski begitu, ia menekankan bahwa keputusan ini di ambil untuk menjaga keselamatan publik. Nehammer menegaskan bahwa situasi terkait ancaman teror di Wina sangat serius. Dalam unggahan di platform X, ia menyebutkan bahwa berkat kerja sama intensitf antara kepolisian, badan intelijen Austria, dan lembaga internasional, ancaman teroris ini berhasil di identifikasi lebih awal dan di tangani dengan cepat, sehingga tragedi dapat di hindari. Pembatalan mendadak ini tentu menjadi kabar mengecewakan bagi banyak penggemar. Hal ini khususnya mereka yang datang dari luar negeri untuk menyaksikan konser Taylor Swift. Ana-Maria Sari, seorang mahasiswa berusia 23 tahun dari Universitas Wina yang berasal dari Rumania, mengungkapkan kekecewaannya yang mendalam. Ini adalah pertama kalinya Sari memiliki kesempatan untuk melihat penampilan langsung Taylor Swift. Di satu sisi, ia bahkan telah membeli tiket untuk ketiga malam konser.

“Ini benar-benar mengejutkan. Namun, saya mengeri bahwa mereka telah melakukan yang terbaik untuk melindungi kami”, kata Sari, seperti yang di laporkan oleh New York Times. Di sisi lain, Morgan Smith, seorang pria berusia 35 tahun dari Chicago, Amerika Serikat, juga merasa sangat kecewa dengan pembatalan ini. Smith mengatakan bahwa konser Taylor Swift adalah momen yang telah mereka nantikan selama waktu yang lama. “Kami sudah menunggu lama untuk kesempatan ini. Rasanya sangat menyedihkan harus membatalkannya”, ujar Smith. Situasi ini mencerminkan tantangan besar dalam menyelenggarakan acara besar di tengah ancaman teror global yang terus berkembang.

Meskipun para penggemar sangat kecewa, keputusan ini menunjukkan komitmen kuat dari pihak berwenang Austria untuk memastikan keamanan. Serta, juga melindungi semua orang yang terlibat dalam acara tersebut. Barracuda Music, sebagai penyelenggara konser, juga berjanji untuk mengurus pengembalian tiket secara otomatis dalam waktu 10 hari kerja dan memberikan informasi terbaru kepada para penggemar terkait situasi ini.

Mencurigai Bahwa Islamic State Khorasan Province (ISIS-K) Mungkin Berada Di Balik Serangan

Para ahli kontraterorisme Barat Mencurigai Bahwa Islamic State Khorasan Province (ISIS-K) Mungkin Berada Di Balik Serangan terhadap konser Tayor Swift. ISIS-K, yang berbasis di Afghanistan, telah terlibat dalam sejumlah serangan di Rusia, Iran, dan Turki. Serta, juga beberapa upaya serangan yang berhasil di gagalkan di Eropa dalam setahun terakhir. Colin P Clarke, seorang analis kontraterorisme di Soufan Group yang berbasis di New York, menjelaskan bahwa rencana serangan terhadap konser Taylor Swift sangat sesuai dengan modus operandi ISIS-K. “Serangan terhadap target profil tinggi yang rentan seperti konser ini, bisa menyebabkan banyak korban sipil dan mendapatkan publisitas global”, kata Clarke.

Insiden ini mengingatkan pada tragedi bom bunuh diri di konser Ariana Grande di Manchester pada 2017, yang menewaskan 22 orang. Serangan tersebut, bersama dengan penembakan massal di festival musik di Las Vegas pada tahun yang sama. Hal ini telah membuat Taylor Swift sangat memperhatikan aspek keamanan turanya. Dalam esai yang diulis untuk majalan Elle pada 2019, Swift mengungkapkan kekhawatirannya, menyebutkan bahwa mereka telah melakukan perencanaan dan investasi besar untuk menjaga keselamatan penggemar. “Saya tidak tahu bagaimana kami akan menjaga keamanan tiga juta penggemar selama tujuh bulan”, tulis Swift.

Meskipun konser di Wina terpaksa di batalkan, Eras Tour di jadwalkan untuk di lanjutkan minggu depan di Wembley Stadium, Inggris. Otoritas setempat kemungkinan akan meningkatkan pengamanan sebagai langkah antisipasi terhadap ancaman serupa, teruama untuk Konser Taylor Swift.