BeritaTV24

Berita Hits & Viral TV Hari Ini

NewsSport

Franco Colapinto, Pembalap Muda Penggannti Logan Sargeant

Franco Colapinto, Pembalap Muda Penggannti Logan Sargeant
Franco Colapinto, Pembalap Muda Penggannti Logan Sargeant

Franco Colapinto Akhirnya Di Putuskan Oleh Williams Racing F1 Untuk Menggantikan Logan Sargeant Setelah Insiden Yang Terjadi Di Zandvoort. Yang mana, keputusan ini di ambil setelah sekian lama memberikan peluang kepada Sargeant. Namun, keputusan ini menimbulkan pertanyaan mengenai seberapa tepatkah langkah Williams tersebut. Serta, apakah Franco Colapinto merupakan pengganti yang ideal untuk Williams. Di sisi lain, pertanyaan juga muncul mengenai langkah Williams yang memecat Sargeant adalah keputusan yang bijaksana. Posisi Sargeant di tim Williams sudah tidak stabil selama beberapa waktu. Yang mana, saat Sargeant kembali ke Zandvoort untuk memulai paruh kedua musim ini. Terdapat ekspektasi bahwa pembalap asal Amerika Serikat ini akan menyelesaikan musim keduanya di Formula 1 sebelum di gantikan oleh mantan pembalap Ferrari pada 2025. Namun, sebuah kecelakaan besar pada sesi latihan bebas ketiga menjadi titik kritis bagi Williams. Yang mana, insiden ini menghancurkan hampir semua bagian mobilnya, termasuk sejumlah peningkatan teknis yang sudah lama di nantikan tim. 

Dampak dari kecelakaan ini tampaknya menjadi pukulan terakhir bagi Williams setelah satu setengah tahun yang penuh frustrasi dan inkonsistensi bersama Sargeant. Keputusan untuk mengganti Sargeant dengan Franco Colapinto tampaknya di ambil dengan cepat. Hanya satu balapan setelah di mulainya paruh kedua musim, Williams memilih untuk tidak memberikan kesempatan lebih lama bagi Sargeant. Padahal, mereka sebenarnya memiliki waktu sepanjang liburan musim panas untuk menentukan penggantinya. Hal ini menunjukkan bahwa James Vowles bergerak cepat untuk mencari pengganti setelah kejadian yang sangat merugikan di Zandvoort. 

Kecelakaan ini mengingatkan penggemar pada insiden serupa yang di alami Sargeant di FP1 Grand Prix Jepang. Yang mana, ia juga mengalami kecelakaan besar setelah rodanya mengenai rumput. Di kalangan tim F1, ada pepatah yang mengatakan bahwa kesalahan bisa di maklumi sekali, tetapi tidak boleh diulangi. Sayangnya, bagi Sargeant, ia sudah melakukan terlalu banyak kesalahan.

Mengganti Sargeant Dengan Franco Colapinto Di Tengah Musim Bukanlah Langkah Yang Mudah

Kecenderungan Sargeant untuk memaksakan mobilnya secara berlebihan sering kali menghalanginya untuk menyusun balapan akhir pekan yang konsisten. Saat dia tidak melakukan kesalahan, kecepatannya terlihat menjanjikan dan mendekati kecepatan rekan setimnya pada beberapa kesempatan. Hal ini menunjukkan bahwa dia sebenarnya memiliki kemampuan sebagai pembalap yang potensial. Namun, inkonsistensi terus berlanjut, dan meskipun dia mengalami tantangan di awal musim dengan mobil yang lebih rendah spesifikasinya di bandingkan dengan Albon di beberapa balapan. Pada akhirnya, kecelakaan di Zandvoort semakin menunjukkan bahwa keputusan Williams mungkin bijaksana. Kecewa karena tidak bisa berlaga di Melbourne setelah Albon mengalami kecelakaan di sesi latihan dan Williams tidak memiliki mobil cadangan membuat semangatnya semakin terpuruk. Namun, ketika ia akhirnya mendapatkan akses pada suku cadang yang sama, ia tetap kesulitan untuk bersaing dengan rekan setimnya yang lebih berpengalaman. 

Vowles mengungkapkan bahwa keputusan Mengganti Sargeant Dengan Franco Colapinto Di Tengah Musim Bukanlah Langkah Yang Mudah. Namun, menurutnya, ini adalah cara terbaik untuk memberi Williams peluang optimal dalam memperebutkan poin di sisa musim yang ada. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah apakah pilihan untuk merekrut Franco Colapinto sebagai pengganti lebih tepat di bandingkan dengan opsi lain seperti Liam Lawson atau Mick Schumacher. Namun, keputusan untuk memilih Franco Colapinto yang masih berusia 21 tahun terlihat membingungkan pada pandangan pertama. James Vowles menjelaskan bahwa FP1 Colapinto saat itu di berikan sebagai penghargaan atas performanya yang kuat di musim Formula 2. 

Selanjutnya, Ia menekankan bahwa program pembalap muda di Williams sangat kuat. Vowles juga menambahkan bahwa memperkenalkan pembalap muda terlalu cepat ke dalam kompetisi F1 dapat berisiko “membakar” mereka. Pendapat ini sejalan, karena dalam konteks F1 modern, para rookie sering kali menghadapi tantangan besar karena berbagai faktor. Dalam hal ini, Vowles mengakui bahwa Williams belum memberikan persiapan seperti itu kepada Franco Colapinto pada saat ini. 

Williams Tampaknya Mengambil Risiko

Dengan memilih Franco Colapinto, Williams Tampaknya Mengambil Risiko engan harapan bahwa pendekatan mereka akan membuahkan hasil dalam jangka panjang. Namun, apakah pilihan ini akan membuktikan keputusan yang bijaksana atau tidak, hanya waktu yang akan menjawabnya.

Pertanyaan tentang apakah Franco Colapinto siap untuk debut penuh di Formula 1 masih menjadi tanda tanya. Meskipun ia telah menunjukkan performa yang baik di Silverstone dan memberikan kesan yang matang dalam interaksinya dengan media. Pembalap muda asal Argentina ini menyadari bahwa ia tidak memiliki banyak hal yang di pertaruhkan. Hal tersebut karena kursi yang di dudukinya sekarang hampir pasti tidak akan menjadi miliknya pada 2025. Namun, Williams tampaknya puas dengan apa yang telah mereka lihat dari Franco Colapinto dalam mobil F2 maupun F1. Williams juga tidak memiliki banyak pilihan lain dalam memilih pengganti. Namun, pertimbangan ini telah berlangsung hingga akhir pekan lalu. Beberapa pihak, seperti Toto Wolff, kepala tim Mercedes berpendapat bahwa Formula 1 belum benar-benar melihat potensi Mick Schumacher yang sebenarnya. Terlebih setelah dua musim yang sulit bersama tim Haas yang saat itu sedang berjuang di papan bawah. 

Sementara itu, ada juga pendapat yang menyatakan bahwa Schumacher sudah mendapatkan kesempatannya. Yang mana, ini berbeda dengan sesama juara F2 lainnya, Felipe Drugovich yang belum memiliki kesempatan serupa. Mengingat jumlah kecelakaan yang terjadi dalam ajang F1, kemungkinan besar Williams enggan untuk mengganti pembalap yang tidak konsisten dengan pembalap lain yang juga di anggap berisiko. Liam Lawson mungkin merupakan pilihan paling masuk akal sejauh ini alih – alih Franco Colapinto. Mengingat, setelah penampilannya yang mengesankan dan matang saat menggantikan Daniel Ricciardo yang cedera di AlphaTauri pada tahun sebelumnya. Dengan Red Bull yang tampaknya berkomitmen untuk memberikan Lawson posisi di grid tahun depan memberikan Lawson sembilan balapan tambahan yang merupakan persiapan ideal. Terlebih lagi, ia telah menunjukkan kemampuannya untuk langsung tampil dan memberikan hasil yang baik.

Hasilnya Hanya Bisa Di Lihat Seiring Berjalannya Waktu

Posisi Lawson sebagai pembalap cadangan Red Bull untuk empat kursi di dua tim menimbulkan dilema yang cukup besar. Kepala tim Red Bull, Horner, mengungkapkan bahwa keputusan untuk mengizinkan Lawson di pinjamkan tergantung pada persyaratan yang ada. Jika Red Bull membutuhkan Lawson kembali, mereka ingin memastikan bahwa ia dapat segera di panggil kapan saja. Di lain sisi, Horner menyatakan bahwa jika tim lain membutuhkan Lawson untuk tampil di balapan akhir pekan berikutnya. Mereka mungkin akan terbuka untuk mempertimbangkannya. Namun, Williams yang membutuhkan stabilitas dan hasil di sembilan balapan terakhir. Selanjutnya, Williams mungkin melihat kemungkinan memulangkan Lawson ke RedBull dalam waktu singkat memberikan risiko yang terlalu besar. Mengingat Williams harus mengembalikan Lawson setiap kali salah satu dari empat pembalap utama mereka tidak dapat tampil.

Keputusan untuk merekrut Franco Colapinto yang belum berpengalaman jelas merupakan langkah berani dan berisiko. Meskipun Hasilnya Hanya Bisa Di Lihat Seiring Berjalannya Waktu. Di lain sisi, mempertahankan Sargeant mungkin di anggap sebagai langkah yang tidak produktif. Namun, langkah ini setidaknya membuka kemungkinan untuk mengembangkan bakat internal yang mungkin menjadi aset masa depan yang berharga bagi tim. Dengan demikian, sementara pilihan untuk mengganti Sargeant dengan Franco Colapinto penuh dengan ketidakpastian. Serta, Williams berharap keputusan ini dapat membuahkan hasil yang positif dalam jangka panjang terutama pada sisa balapan terakhir mereka dengan menurunkan Franco Colapinto.