BeritaTV24

Susu UHT Tidak Menyebabkan Diabetes Pada Anak-Anak

Susu UHT Tidak Menyebabkan Diabetes Pada Anak-Anak
Susu UHT Tidak Menyebabkan Diabetes Pada Anak-Anak

Susu UHT Telah Menjadi Bahan Perdebatan Tekait Kemungkinan Dampaknya Terhadap Kesehatan Anak-Anak Terutama Dalam Konteks Penyakit Diabates. Ada klaim yang beredar di masyarakat bahwa susu ultra hight temperature (UHT) dapat menyebabkan diabetes atau penyakit gula darah pada anak. Namun, pernyataan ini tidak berdasar dan telah di bantah oleh Dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA9K), Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Melalui akun Instagramnya @dr,piprim, Dr Piprim menjelaskan bahwa anggapan tersebut tidak sesuai dengan fakta ilmiah yang ada. Menurut Dr Piprim, diabetes tipe 2 yang semakin sering di temukan pada remaja lebih di sebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat. Faktor utama yang berkontribusi pada kondisi ini adalah pola makan yang melibatkan konsumsi makanan ultra-proses atau ultra-processed foods. Hal ini yang umumnya tinggi gula, garam, dan lemak jenuh. Makanan ultra-proses ini sering kali mengandung bahan tambahan yang dapat mempengaruhi kesehatan metabolik secara negatif.

Susu UHT, di sisi lain, tidak termasuk dalam kategori makanan ultra-proses. Proses pemanasan ultra tinggi yang di gunakan untuk memproduksi susu UHT bertujuan untuk membunuh bakteri dan memperpanjang masa simpan susu. Hal ini bukan untuk menambahkan bahan tambahan yang berpotensi merugikan kesehatan. Oleh karena itu, susu ini tidak memiliki komponen yang sama dengan makanan yang dapat meningkatkan risiko penyakit gula darah. Penting untuk memahami bahwa penyakit gula darah tipe 2 lebih banyak di pengaruhi oleh kebiasaan makan dan gaya hidup secara keseluruhan. Hal ini daripada konsumsi satu jenis makanan tertentu. Pendidikan tentang pola makan sehat, aktivitas fisik yang cukup, dan pengelolaan berat badan yang tepat merupakan kunci untuk pencegahan. Serta, juga pengelolaan penyakit gula darah tipe 2 pada anak-anak dan remaja.

Dengan penjelasan dari para ahli Dr Piprim, di harapkan masyarakat dapat lebih bijak dalam memahami informasi kesehatan. Serta, juga tidak mudah terpengaruh oleh klaim yang tidak berbasis bukti ilmiah.

Susu UHT Tidak Secara Otomatis Menyebabkan Penyakit Gula Darah Pada Anak-Anak

Ahli gizi Dr Arif Sabta Aji, S,Gz, MQM, menjelaskan bahwa Susu UHT Tidak Secara Otomatis Menyebabkan Penyakit Gula Darah Pada Anak-Anak. Ada berbagai faktor yang bisa mempengaruhi risiko penyakit gula darah, dan susu UHT hanya merupakan salah satu dari banyak elemen yang perlu di pertimbangkan. Menurut Dr Arif, penyakit gula darah merupakan kondisi genetik. Serta, juga pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat yang dapat mengarah pada diabetes tipe 2. Pada penyakit gula darah tipe 2, resistensi insulin berkembang sebagai akibat. Hal ini dari kebiasaan makan yang buruk dan gaya hidup yang tidak aktif. Ia juga menjelaskan bahwa tidak semua susu tersebut berbahaya untuk kesehatan. Risiko terkait dengan konsumsi susu in lebih berhubngan dengan jenis produk tertentu. Dalam hal ini yaitu susu yang telah di tambahkan rasa dan mengangung gula serta turunannya dalam jumlah berlebih.

Produk-produk ini dapat meningkatkan risiko karena tingginya kandungan gula yang di konsumsi secara berlebihan. Hal ini yang berpotensi mempengaruhi sensitivitas insulin dalam jangka panjang. Ia menjelaskan lebih lanjut bahwa jika susu UHT di konsumsi secara berlebihan dalam waktu lama, efek kumulatif dari konsumsi gula tambahan dapat memicu tanda-tanda penyakit gula darah. Hal ini seperti sensitivitas hormon insulin. Namun, konsumsi susu tersebut dalam jumlah moderat dan sebagai bagian dari diet seimbang umumnya tidak menimbulkan risiko penyakti gula darah. Penting untuk memahami bahwa diabetes tipe 2 lebih banyak di pengaruh oleh keseluruhan pola makan dan gaya hidup. Hal ini di bandingkan dengan konsumsi satu jenis makanan atau minuman. Oleh karena itu, pengelolaan kesehatan yang baik mencakup pola makan yang seimbang, aktivitas fisik yang memadai, dan gaya hidup sehat secara umum.

Penjelasan dari ahli seperti Dr Arif di harapkan dapat membantu masyarakat membuat keputusan yang lebih baik tentanng konsumsi susu UHT. Serta, juga menghindari kekhawatiran yang tidak berdasar mengenai risiko penyakit gula darah.

Peningkatan Signifikan Dalam Prevalensi Kasus Penyakit Gula Darah Pada Anak-Anak

Pada Januari 2023, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengeluarkan data penelitian terbaru yang menunjukkan Peningkatan Signifikan Dalam Prevalensi Kasus Penyakit Gula Darah Pada Anak-Anak. Data ini menunjukkan bahwa prevalensi penyakit gula darah anak-anak meningkat hingga 70 kali lipat. Hal ini di bandingkan dengan angka yang tercatat pada bulan yang sama di tahun sebelumnya. Jika di bandingkan dengan tahun 2010, di mana jumlah kasus penyakit gula darah pada anak adalah 0,028 per 100,000 anak, atau pada tahun 2000. Ini yang tercatat sebesar 0,0004 per 100,000 jiwa. Sehingga, peningkatan ini sangat mencolok. Hingga Januari 2023, kasus penyakit gula darah pada anak-anak telah mencapai 2 per 100,000 jiwa. Kebanyakan kasus penyakit gula darah pada anak-anak adalah tipe 1. Hal ini yang merupakan kondisi autoimun yang biasanya muncul sejak usia dini. Di sisi lain, penyakit gula darah tipe 2 menyumbang sekitar 5-10 persen dari seluruh kasus penyakit gula darah pada anak.

Penyakit gula darah tipe 2 lebih sering terkait dengan faktor gaya hidup dan kebiasaan makan yang tidak sehat. Dalam konteks kesehatan anak dan konsumsi makanan serta minuman, beberapa orang mungkin bertanya-tanya tentang dampak susu UHT terhadap risiko penyakit gula darah. Meskipun susu UHT bukanlah penyebab langsung penyakit gula darah, penting untuk di ingat bawha jenis susu ini yang mengandung tambahan gula. Serta, juga bahan pemanis yang dapat berkontribusi pada konsumsi gula yang berlebihan. Konsumsi gula berlebih, baik dari susu UHT yang di beri rasa maupun dari sumber lain, dapat mempengaruhi kesehatan metabolik.

Namun, susu UHT biasa yang tidak mengandung tambahan gula berlebihan umumnya tidak menjadi penyebab penyakit gula darah. Sebagian besar kasus penyakit gula darah tipe 2 pada anak-anak lebih di pengaruhi oleh keseluruhan pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat.

Mengenai Batas Maksimal Konsumsi Gula Berdasarkan Usia Anak

Arif merekomendasikan agar orang tua memilih susu UHT yang polos atau tanpa rasa untuk anak-anak mereka. Menurutnya, memilih susu tanpa tambahan rasa gula atau pemanis dapat membantu mengurangi konsumsi gula berlebih pada anak. Ia juga memberikan panduan Mengenai Batas Maksimal Konsumsi Gula Berdasarkan Usia Anak. Untuk anak usia 2-4 tahun, batas konsumsi gula sebaiknya tidak melebihi 15-16 gram per hari. Anak usia 4-7 tahun sebaiknya tidak mengonsumsi lebih dari 18-20 gram gula per hari. Bagi anak usia 7-10 tahun, batasnya adalah 22-23 gram gula per hari. Di sisi lain, untuk anak usia 10-13 tahun, konsumsi gula sebaiknya tidak lebih dari 24-27 gram per hari. Arif menjelaskan bahwa penting untuk memperhatikan kandung produk susu UHT yang di pilih. Ia menekankan bahwa susu UHT dengan persentase susu yang lebih tinggi dan sedikti tambahan bahan lainnya akan lebih baik.

Dengan memilih produk susu yang memiliki kandungan susu lebih tinggi dan lebih sedikit campuran tambahan, orang tua dapat memabntu memastikan bahwa anak-anak mereka mendapatkan asupan yang lebih sehat dan mengindari konsumsi gula yang berlebihan. “Intinya kita harus cermat dalam memilih produk susu UHT dan memastikan apakah produk tersebut mengandung banyak bahan tambahan atau tidak”, imbuh Arif.

Panduan ini di harapkan dapat membantu orang tua dalam membuat keputusan yang lebih baik bagi anak-anak mereka dalam mengonsumsi Susu UHT.

Exit mobile version